Jumat, 01 Januari 2010

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas tentang hal tersebut sedang diselenggarakan di Nusa Dua Bali mulai tanggal 3 hingga 14 Desember 2007, diikuti oleh delegasi dari lebih dari 100 negara peserta. Salah satu penyebab perubahan iklim adalah Pemanasan Global (Global Warming).
Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pemanasan Global disebabkan diantaranya oleh “Greenhouse Effect” atau yang kita kenal dengan EFEK RUMAH KACA. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Istilah efek rumah kaca, diambil dari cara tanam yang digunakan para petani di daerah iklim sedang (negara yang memiliki empat musim). Para petani biasa menanam sayuran atau bunga di dalam rumah kaca untuk menjaga suhu ruangan tetap hangat. Kenapa menggunakan kaca/bahan yang bening? Karena sifat materinya yang dapat tertembus sinar matahari. Dari sinar yang masuk tersebut, akan dipantulkan kembali oleh benda/permukaan dalam rumah kaca, ketika dipantulkan sinar itu berubah menjadi energi panas yang berupa sinar inframerah, selanjutnya energi panas tersebut terperangkap dalam rumah kaca. Demikian pula halnya salah satu fungsi atmosfer bumi kita seperti rumah kaca tersebut. Sebagai Illustrasi sederhana tentang terjadinya pemanasan Global silahkan KLIK DISINI
Untuk mencegah dan mengurangi emisi gas karbondioksida dan efek rumah kaca mendorong lahirnya PROTOKOL KYOTO. Dinegosiasikan di Kyoto Jepang pada Desember 1997, dibuka untuk penandatanganan 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal 16 Pebruari 2005, setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004.
Hingga 23 Oktober 2007 sudah 179 negara yang meratifikasi PROTOKOL KYOTO tersebut, daftar negara dapat anda lihat DISINI. Ada empat negara yang telah menandatangani namun belum meratifikasi protokol Kyoto tersebut yaitu, Australia (tidak berminat meratifikasi), Monako, Amerika Serikat yang merupakan pengeluar terbesar gas rumah kaca juga tidak berminat untuk meratifikasinya, sisanya Kazakstan. Tetapi setelah baru-baru ini Australia meratifikasinya menjelang konferensi perubahan iklim di Bali, maka tinggal Amerika Serikat sendiri sebagai negara industri besar yang belum meratifikasinya. Negara lain yang belum memberikan reaksi adalah Afghanistan, Andorra, Brunei, Rep. Afrika Tengah, Chad, Komoro Island, Irak, Taiwan, Republik Demokratik Arab Sahrawi, San Marino, Somalia, Tajikistan, Timor Leste, Tonga, Turki, Vatikan, dan Zimbabwe.
10 Gejala Pemanasan Global

Lapisan Es yang Kian Menipis
Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan para pecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.


• Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
• Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
• Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
• Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
• Hanya yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
• Pelelehan Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
• Keganjilan di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub. Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
• Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
• Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
• Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.
Dikutip dari sumber :
MENLH.GO.ID
EFEK RUMAH KACA
PROTOKOL KYOTO
STATUS RATIFIKASI PROTOKOL KYOTO per
www.livescience.com
http://geo.ugm.ac.id/archives/28

PENDESKRIPSIAN DIRI

Menurut saya, saya adalah seseorang yang periang, humoris, sosialis, dan benci dengan kesedihan.
Kesedihan pasti berawal dari sebuah masalah tetapi menurut saya, masalah itu jangan terlalu dipikirkan tapi harus diselesaikan. Jika saya merasakan kesedihan, saya menghibur diri dengan mendengarkan music sambil jalan-jalan. Hari-hari yang saya lewati harus diisi dengan tawa dan kebahagiaan karena menurut saya “Hidup ini harusnya diisi dengan kebahagiaan bukan kesedihan”.
Setiap manusia pasti pernah mempunyai masalah begitu juga dengan saya tetapi menurut saya dari masalah yang kita hadapi itulah kita menjadi betambah dewasa dan lebih baik dari sebelumnya, karena dari setiap masalah yang terjadi kita dapat mengambil hikmahnya dan menjadikannya sebuah pelajaran dan kita tidak boleh lagi mengulangnya kembali
Saya adalah seorang mahasiswa dipergruan tinggi swasta tepatnya di Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi. Saya kuliah bukan untuk bekerja tetapi untuk ibadah karena menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap umat muslim. Ayah saya juga pernah mengatakan bahwa kita jangan bekerja untuk orang lain tetapi orang lain yang harus bekerja untuk kita, maksudnya kita harus jadi seorang pemilik bukan karyawan, kata-kata itulah yang menjadi motivasi saya.
KEMARIN ADALAH PELAJARAN UNTUK HARI INI DAN HARI INI ADALAH PELAJARAN UNTUK HARI ESOK.
Semoga tulisan ini berguna dan jika terjadi kesalahan kata dalam penulisan mohon dimaafkan.

pengalaman mudik saat lebaran

Mudik atau pulang kampung adalah suatu hal yang sudah menjadi tradisi disaat menjelang lebaran (Hari Raya Idul Fitri). Meskipun macet dan antrian pemesanan tiket kendaraan yang cukup lama tetapi mereka tetap saja berantusias untuk dapat mudik/pulang ke kampung halaman mereka agar bisa bertemu dan berkumpul bersama sanak saudara mereka.
Dan inilah salah satu pengalamanku saat mudik. Satu hari sebelum lebaran aku, kakak kandung, dan kakak iparku mudik dengan menggunakan motor sendiri-sendiri. Kami berangkat dari rumah pukul 10.30. Awalnya perjalanan kami lancar-lancar saja tetapi dipertengahan perjalanan, kami mengalami kendala yaitu MACET entah berapa kilometer macet itu. Kami berjalan dipinggir dan debu berterbangan dimana-mana ketika kami merasa lelah, kami memutuskan untuk beristirahat diwarung. Sesampainya diwarung kami bertiga memarkir motor dan melepas helm. setelah melepas helm, kami bertiga malah tertawa karna pakaian kami bertiga dipenuhi debu mungkin kalau diumpamakan seperti perabotan dirumah yang seminggu ditinggal oleh penghuninya.
Di warung kami memesan beberapa makanan dan minuman. Setelah selesai mengisi perut, kami bertiga mandi di pantai, karna warung yang kami singgahi berada didekat pantai. Pantai itu sangat indah dengan air lautnya yang berwarna biru dan ombaknya yang tidak begitu besar. setelah selesai mandi, kami melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman dan dalam beberapa jam kami sudah sampai di kampung halaman. Disana sanak saudara kami sudah mulai berkumpul dan kami bergabung dengan mereka.
Itulah salah satu pengalaman mudik ku yang lucu dan berkesan. Jika ada penulisan kata dan tata letak kata yang salah saya mohon maaf dan silahkan beri komentar.
SEKIAN