Kelas : 3 DD 03
NPM : 34209326
MK : MANAJEMEN RITEL
Dosen : john hendrie
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan terhadap manajemen bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion
Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
UNTUK MEMENANGKAN BISNIS RITEL PERLU LANGKAH LANGKAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis untuk mengkaji Proses Bisnis dalam suatu Organisasi secara keseluruhan.
2. Untuk mengkaji suatu organisasi perlu dilakukan analisis dengan melihat faktor internal (yang muncul dari dalam) dan faktor eksternal (yang ada atau datang dari luar).
Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis yaitu:
• Kekuatan (Strengths) dan
• Kelemahan (Weaknesses)
Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor internal:
• Bagaimana Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru selama ini? (penjelasan keberhasilan baik kuantitas maupun kualitasnya) (deskripsi dan penilaian)
• Sumber daya apa yang dimiliki dan dapat mendukung keberhasilan Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru? (penjelasan kuantitas dan kualitas tentang tenaga kerja, tenaga alhi, dana, Jaringan pemasok, peralatan, jaringan kerja, pengalaman keberhasilan, perangkat dll) (deskripsi dan penilaian)
• Sistem manajemen, kebijakan dan strategi apa yang dijalankan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada? (deskripsi dan penilaian)
• Apakah kekuatan-kekuatan yang dimiliki Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru?
• Apakah kelemahan-kelamahan yang dimiliki Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru?
Sedangkan faktor-faktor eksternal, yaitu:
• Peluang (Opportunities) dan
• Ancaman (Threats)
Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor eksternal:
• Apa kecenderungan umum mengenai situasi dan kondisi ekonomi, politik, budaya, lingkungan yang menjadi masalah dasar?
• Apa akar penyebabnya? Termasuk kebijakan-kebijakan yang baik di tingkat lokal, nasional ataupun internasional yang mempengaruhi?
• Siapakah pelaku-pelaku yang turut mempengaruhi masalah tersebut?
• Adakah pengalaman yang berguna untuk mengatasi masalah tersebut baik pengalaman lokal, nasional maupun internasional?
• Apakah ancaman-ancaman (dampak negatif) yang ditimbulkan waktu lalu, sekarang dan masa mendatang?
• Apakah peluang-peluang (dampak pesitif) yang ditimbulkan pada waktu lalu, sekarang dan masa mendatang?
Proses Analisis SWOT:
1. Strengths (Kekuatan):
• Sumber daya keuangan yang memadai / Jaringan Bisnis / Dukungan Pemerintah.
• Sedikitnya Persaingan pada Pasar yang sama
• Infrastruktur Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru yang cukup lengkap karena didukung oleh Core Bisnis
• Captive market yang besar
• dan lain-lain
2. Weaknesses (Kelemahan)
• Kurang memiliki arah perencanaan strategi yang jelas
• Penggunaan fasilitas administrasi yang kurang memadai
• Tidak mempunyai kompetensi manajerial yang baik
• Pelayanan Informasi kepada masyarakat masih kurang
• Dan lain-lain
3. Opportunities (Peluang)
• Mengembangkan program-program Percepatan Pembangunan melalui Franchise
• Banyak lembaga-lembaga yang siap untuk bekerja sama
• Melakukan diversifikasi program kegiatan (mengembangkan program yang berbeda dari yang sudah ada)
• Dan lain-lain
4. Threats (Ancaman)
• Pertumbuhan organisasi yang lamban
• Intervensi negatif terhadap Proses Pembangunan Organisasi Bisnis baru maupun operasional Organisasi Bisnis baru.
• Ketidak Percayaan Pasar terhadap orgasisasi
• Munculnya Organisasi bisnis baru yang sejenis yang jauh lebih bagus
• Dan lian-lain.
MENENTUKAN STRATEGI-STRATEGI BERDASARKAN HASIL ANALISIS SWOT
Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-faktor internal (Kekuatan / Strengths dan Kelamahan / Weaknesses ) dan eksternal ( Peluang / Opportunities dan Ancaman / Threats ), maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk menentukan strategi-strategi, yaitu:
1. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.
2. Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
3. Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).
4. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).
Faktor-faktor Bauran Eceran ( Retailing Mix )
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Henri Maruf, enam variable bauran eceran diantaranya meliputi :
1. Lokasi ( Location )
Lokasi
adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada
lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibanding
toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual
produk yang sama.
Sebelum
sebuah toko atau tempat berbelanja didirikan, langkah pertama adalah
mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat
menguntungkan. Menurut Hendri Ma’ruf (2005 : 124), ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel,
diantaranya sebagai berikut :
1. Besar populasi dan karakteristiknya
Jumlah
penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi factor dalam
mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama
di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan
omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan pemasok
Pemasok
mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan
merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-
lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak terjadi
ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja.
3. Basis ekonomi
Basis
ekonomi yang dimaksud di sini adalah indistri daerah setempat, potensi
pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas seuangan.
Industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang berbeda
dibandingkan dengan indistri yang terkonsentrasi ( pada suatu sector ).
4. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga
kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat
administratif dan lapangan hingga management tranee dan menjerial.
Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai
karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk
menjadi tenaga pemimpin. Tenaga manjarial adalah para assistant manager
atau manager bahkan general manager yang siap direktur dan siap kerja (
tidak seperti management trainee yang harus dilatih lebih dulu).
5. Situasi persaingan
Pertumbuhan
luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar ( yaitu
besar belanja total penduduk setempat ) berarti semua perusahaan ritel
setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika banyak pihak
membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar- besarnya, maka
kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak
paritel dibandingkan total belanja konsumen.
6. Fasilitas promosi
Adanya
media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan
promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan,
production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar kegiatan
promosi perlu mendapat perhatian.
7. Kesediaan lokasi toko
Factor
bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait dengan lokasi
adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing lokasi,
perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan
biaya- biaya terkait.
8. Hukum dan peraturan
Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat Perda ( Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain.
2. Barang Dagangan ( Marchandise )
Merchandise
merupakan produk- produk yang dijual peritel dalam gerainya, sedangkan
merchandise adalah kegiatan pengadaan agarang- barang yang sesuai dengan
bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian, barang
kebutuhan rumah dan produk umum lainnya ) untuk disediakan dalam toko
pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko
atau perusahaan ritel.
Para
pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan
diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat
beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang
dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas,
bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang
dagangan salah, bila urusan barang dagangan salah, maka hampir dapat
dipastikan sukses akan sulit diraih. Pada toko- toko berupa minimarkt
yang tergabung dalam satu kelompok besar seperti Alfamart, disebut juga
sebagai chainstore karena satu toko dengan lainnya terkait dalam suatu
ikatan kelompok, pembelian merchandise di pusatkan pada induk yang
mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau toko tonggal menerima
merchandise dan menjualnya.
3. Harga (Price )
Penetapan
harga adalah yang paling krusial dan sulit dinatara unsure- unsur dalam
bauran pemasaran ritel lainnya, dan harga merupakan satu-satunya unsur
dalam pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Sebuah
toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup
murah atau harga jual yang di tetapkan merupakan harga pasti.
Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat
untuk barang- barang yang akan dijualnya, sehingga kelancaran penjualan
barang akan lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan
menetapkan harga yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula,
namun kedua hal ini sulit di terapkan secara bersamaan.
Penetapan
harga berkaitan dengan aspek- aspek laba, pelanggan, pasar dan
persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas merek yang berbeda
dan hokum peraturan, yang akan di uraikan sebagai berikut :
1. Harga berkaitan dengan maksimalisasi laba
Setiap peritel atau perusahaan dagangan eceran, sepertihalnya semua perusahaan, ingin memaksimalisasikan laba. Laba dapat dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Harga berkaitan dengan pelanggan
Memaksimalisasikan
laba adalah salah satu sisi dari selembar mata uang, sisi lainnya
adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah kepuasan pelanggan
melalui operasional perusahaan yang akan member laba yang patut.
3. Harga berkaitan dengan pasar dan perdagangan
Factor
pasar atu persaingan merupakan factor penting yang amat mempengaruhi
penetapan harga.Untuk suatu peritel yang hendak memperluas pembeli dalam
suatu wilayah atau dalam suatu segmen disebul sebagai penetrasi pasar,
penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.
4. Harga berkaitan dengan pengadaan barang dagangan
Barang
persediaan yang masih banyak dan agak lambat penjualannya padahal
tanggal kadaluarsanya tinggal beberpa bulan lagi, mengharuskan tindakan
penjualan sesegera mungkin. Itu hanya bisa dilakukan dengan harga diskon
atau menjual barang dengan beberapa paket.
5. Harga berkaitan dengan citra kualitas
Harga
berkaitan dengan citra kualitas, sebagian besar masyarakat mempunyai
anggapan bahwa terdapat kolelasi erat antara harga dan kualitas.Harga
yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya harga tinggi
mencerminkan kualitas tinggi.
6. Harga berkaitan dengan merk yang berbeda
Produk dari merek-merk yang berbeda dapat diberi label harga yang berbeda menurut :
a. Merek terunggul yang diberi label termahal
b. Merek pesaing atau merek sendiri dengan label harga sedang, dan
c. Merek dengan harga terendah
7. Harga berkaitan dengan hukum dan peraturan
Saat
ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan peraturan yang
mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti para
peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga.
Namun patokan umim berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisnis
khususnya dari sudut pandang konsumen yaitu value for money.
4. Promosi ( Promotion )
Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market untuk
mau menjadi pembeli bahkan menjadi pelanggan setia. Esensi dari
komunikasi pemasatan ini adalahbagaimana kita dapat menyampaikan apa
yang kita tawarkan kepada konsumen dapat di terima dengan baik.
Komunikasi pemasaran tidak hanya membuat pelanggan tertarik dan ingin
membeli, namun komunikasi pemasaran juga bisa menciptakan citra tertentu
yang kita sesuaikan dengan pasaran sasaran.
Menurut
Kotler yang di kutip dari buku M. Taufik Amir ( 2005 : 85 ) menyatakan
bahwa ada beberapa elemen penting dalam komunikasi pemasaran yaitu
periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka (personal selling), kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung.
5. Pelayanan ( Service )
Menurut
Kotler (2002 : 427) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto menyatakan
bahwa “ Pelayanan setiap tindakan atau keterampilan yang dapat
ditawarkan oleh apapun juga yang pada dasrnya tidak berwujud dan tidak
menyebabkan kepemilikan sesuatu, pelayanan dapat disertakan dalam produk
yang berbentuk fisik.”
Aspek
pelayanan semakin hari semakin nyata perannya, secara umum pelayanan
tersebut meliputi bagai mana kecepatan melayani pelanggan sebelum
berbelanja dan pada saat berbelanja.Dengan demikian usaha eceran harus
mampu mencoba sedemikian rupa agar pelayanan yang dirasakan pelanggan
meningkat serta sesuai dengan kehendak pelanggan.
Unsure
pelayangan adalah unsure yang memiliki peranan penting dalam persaingan
non- harga dengan pengecer-pengecer lain. Unsure-unsur pelayanan
menjadi nyata bagi perusahaan dalam bersaing dengan para pesaingnya
karena unsure pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing. Menurut Kotler
(2002 : 446) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto membagi pelayanan
menjadi dua bagian yaitu prlayanan primer dalam usaha eceran antara lain
adalah pembayaran kredit, pengantaran, penanganan keluhan, penanganan
parker, ruang istirahat termasuk toilet. Sedangkan yang termasuk
pelayanan pendukung antara lain : pembungkusan, inpormasi lokasi
barang, konsultasi dan informasi pembelian, tempat penitipan barang.
Pelayanan adalah salah sato faktot pembeli nilai nilai tambah bagi
peritel, atau pritel dapat memilih kombinasi ragam prodak dan tingkat
pelayanan sebagai positioning.
6. Suasana Dalam Toko ( Atmosfer )
Jika
iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen,
untuk datang ke gerai dan untuk membeli barang, maka suasana toko atau
atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting mengikat pembeli,
membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan
mreka prodak apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi
maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapih dan
menarik akan lebih mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur
biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur
sama sekali dan tampak kotor.
Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja.Jika
seting dari suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di
kunjungi konsumen) akan dapat menyentuk emosi konsumen dan member
pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak
konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk
menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada
dalam suatu gerai atau toko. Desai toko, yaitu desain interior yang
mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior
mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.
Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster (2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail terdapat
strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement store
(store location) prosedur pembelian/pelayanan (operating procedures),
produk/barang yang ditawarkan (good offered), harga barang (pricing
tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan
(custumer services), dan metode promosi (promotional methods).
Ketujuh
hal inilah yang dijadikan acuan pembahasan aplikasi bauran pemasaran di
PT. Yomart Cabang Samarang Garut dimana pembahasan adalah hasil
wawancara dan kaitannya dengan teori bauran penjualan.
2.1.4 Tujuan Bauran Eceran
Dalam
membangun suatu perusahaan atau bisnis ritel perlu adanya strategi-
strategi dalam meningkatkan kualitas suatu bisnis ritel. Startegi yang
digunakan yaitu salah satunya bauran eceran yang harus sesuai dengan
bisnis yang digeluti sehingga membawa dampak positif terhadap
perkembagan bisnis tersebut. Adapun tujuan dari bauran eceran tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencapai target perusahaan
2. Untuk memperlancar distribusi barang kepada konsumen akhir.
3. Agar dapat membandingkan dengan peritel lainnya melalui strategi- strategi yang digunakan.
4. Untuk memperlancar proses penjualan sehingga menambah jumlah konsumen.
5. Untuk mempermudah konsumen mendapatkan barang kebutuhan sehari- hari.
2.1.5 Manfaat Bauran Eceran
Suatu
bisnis eceran dapat berkembang dengan baik jika strategi- strategi yang
digunakan telah diterapkan dengan baik pula. Selain tujuan dari bauran
eceran adapun manfaat yang didapat perusahaan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Target perusahaan dapat tercapai.
2. Kegiatan perusahaan dapat terkoordinir dengan baik.
3. Membentuk citra baik perusahaan dimata konsumen.
4. Menambah omzet penjualan perusahaan.
5. Memberi masukan yang baik untuk perkembangan perusahaan.