Halaman
Rabu, 24 November 2010
TUGAS KEWIRAUSAHAAN TENTANG PERENCANAAN KEUANGAN
NPM : 34209326
KELAS : 2DD03
DOSEN : JOKO UTOMO
1.Dari jenis usaha yang anda rumus kan pada tugas 1 buatlah:
a.perencanaan keuangan.
A. Pembiayaan
1. Biaya Proyek
a. Investasi Rp 112.185.000
b. Modal kerja Rp 50.000.000
Total Biaya Proyek Rp 162.185.000
2. Sumber Dana
a. Modal sendiri Rp 62.185.000
b. Kredit/pinjaman Rp 100.000.000
Total Biaya Usaha Rp 162.185.000
B. Proyeksi Rugi / Laba
Keuntungan 3 tahun mendatang direncanakan
Tahun 1 : Rp 8.250.000
Tahun 2 : Rp 18.750.000
Tahun 3 : Rp 23.218.000
C. Proyeksi Arus Kas
Perhitungan saldo kas selama 3 tahun mendatang pra operasi atau pengembangan Rp 50.000.000
Tahun 1 Rp 58.250.000
Tahun 2 Rp 77.000.000
Tahun 3 Rp 100.218.000
b.bentuk pemilikan : perseroan perseorangan
c.rencana pemasarannya.
Kondisi pasar: di sekitar bengkel yang saya dirikan dan ditempat yang sebagian besar penduduknya menggunakan motor.
Kondisi pesaing: karena semakin hari pengguna motor semakin meningkat jd saya terlalu mengkhawatirkan persaing. Karena bengkel yang saya dirikan adalah bengkel resmi yang mereckruit karyawan yang handal dan sebisa mungkin memuaskan para konsumen.
Bentuk promosi: pada hari pertama pembukaan bengkel yang saya dirikan, saya akan memberikan layanan service gratis bagi 100 pelanggan pertama dan kami membuat kartu member yang berguna sebagai pemotongan pembelian spare parts(onderdil motor) tertentu. Saya juga akan mempromosikannya lewat internet & layanan telpon (costumer service) agar para konsumen mudah untuk bertanya seputar harga onderdil dan sebagainya.
Selasa, 23 November 2010
TUGAS KEWIRAUSAHAAN TENTANG SDM
NPM : 34209326
KELAS : 2DD03
DOSEN : JOKO UTOMO
1.Dari usaha yang akan anda dirikan, identifikasilah kebutuhan SDM bagi usaha anda! meliputi : keahliannya, pendidikannya serta pengalaman kerjanya. Jelaskan pula metode recruitmen yang anda gunakan !
SDM yang saya butuhkan untuk usaha saya minimal STM atau sederajat. Saya juga mempertimbangkan kepribadian, keahlian, serta pengalaman kerja karena usaha saya adalah bengkel motor resmi. Dan yang di tuntut adalah kejujuran, kerapian dan hasil yang dikerjakan. Karena jika ada kejujuran, kerapian dan hasil yang di kerjakannya memuaskan serta mendapat kepercayaan dari konsumen, maka konsumen tersebut secara tidak langsung akan menjadi pelanggan tetap kita.
SDM bagi usaha saya perlu punya pengalaman kerja dan keahlian yang cukup dalam bidang mesin Keahlian itu penting karena jika mereka sudah ahli dalam bidang yang mereka kerjakan maka pekerjaan tersebut akan mampu terselesaikan dengan baik dan dengan kualitas yang baik pula. bagaimana jika tidak ahli ?? pekerjaan itu mungkin akan selesai tapi lihat dari segi kualitasnya pasti akan sangat kurang.
Metode Recruitmen
Usaha saya basicnya adalah BENGKEL MOTOR RESMI. metode recruitment yang akan saya berikan pada calon SDM usaha saya adalah saya akan memberikan tes tertulis dan tes psikologis, karena saya membutuhkan SDM yang mengenal mesin serta kepribadian yang sangat baik agar konsumen merasa nyaman.
Jika mereka sudah lolos tes tersebut maka saya akan memberikan pelatihan/training percobaan masa kerja agar calon SDM mengenal tempat dan apa yang harus dikerjakannya.
2.Masih dari usaha yang akan anda dirikan, susunlah perencanaan bentuk organisasinya. Gambarkan juga struktur organisasi dari usaha yang akan anda dirikan !
PEMILIK/OWNERMENAJER KEUANGANMANAJER
PEMASARANKEPALA MEKANIKKASIRMEKANIK
NPM : 34209326
KELAS : 2DD03
DOSEN : JOKO UTOMO
1.Dari usaha yang akan anda dirikan, identifikasilah kebutuhan SDM bagi usaha anda! meliputi : keahliannya, pendidikannya serta pengalaman kerjanya. Jelaskan pula metode recruitmen yang anda gunakan !
SDM yang saya butuhkan untuk usaha saya minimal STM atau sederajat. Saya juga mempertimbangkan kepribadian, keahlian, serta pengalaman kerja karena usaha saya adalah bengkel motor resmi. Dan yang di tuntut adalah kejujuran, kerapian dan hasil yang dikerjakan. Karena jika ada kejujuran, kerapian dan hasil yang di kerjakannya memuaskan serta mendapat kepercayaan dari konsumen, maka konsumen tersebut secara tidak langsung akan menjadi pelanggan tetap kita.
SDM bagi usaha saya perlu punya pengalaman kerja dan keahlian yang cukup dalam bidang mesin Keahlian itu penting karena jika mereka sudah ahli dalam bidang yang mereka kerjakan maka pekerjaan tersebut akan mampu terselesaikan dengan baik dan dengan kualitas yang baik pula. bagaimana jika tidak ahli ?? pekerjaan itu mungkin akan selesai tapi lihat dari segi kualitasnya pasti akan sangat kurang.
Metode Recruitmen
Usaha saya basicnya adalah BENGKEL MOTOR RESMI. metode recruitment yang akan saya berikan pada calon SDM usaha saya adalah saya akan memberikan tes tertulis dan tes psikologis, karena saya membutuhkan SDM yang mengenal mesin serta kepribadian yang sangat baik agar konsumen merasa nyaman.
Jika mereka sudah lolos tes tersebut maka saya akan memberikan pelatihan/training percobaan masa kerja agar calon SDM mengenal tempat dan apa yang harus dikerjakannya.
Selasa, 19 Oktober 2010
ENTERPRENEUR
NPM : 34209326
KELAS : 2DD03
DOSEN : JOKO UTOMO
1. apa yang sebaiknya dilakukan & dimiliki seorang enterpreneur agar mereka dapat sukses? ditinjau dari sudut psikologis dan bisnis.
Ada beberapa ciri yang biasanya ada di dalam diri seorang entrepreneur yang sukses ditinjau dari sudut psikologi dan bisnis, yaitu:
• Mempunyai mimpi-mimpi yang realitis dan tinggi, yang mampu diubah menjadi cita-cita yang harus dia capai. Hidupnya ingin berubah karena kekuatan emosionalnya yang tinggi dan keyakinannya yang kuat, sehingga mimpi itu bisa terwujud (power of dream)
• Mempunyai empat karakter dasar kekuatan emosional yang saling mendukung untuk sukses:
o Determinasi keteguhan hatinya akan visinya
o Keberanian, mampu menaklukkan rasa ketakutannya/Persistence, ulet dan mudah bangkit dari keterpurukan
o Struggle, pantang menyerah
o Risk Manager, emotional Quotient
• Menyukai tantangan dan tidak pernah puas dengan apa yang didapat (High Achiever)
• Mempunyai ambisi dan motivasi yang kuat (motivator)
• Mempunyai keyakinan yang kuat akan kemampuannya bahwa “dia bisa” (power of mind)
• Seorang yang visioner dan mempunyai daya kreatifitas yang tinggi
• Risk manager, not just risk taker
• Memiliki strong emotional attrachment (kekuatan emosional)
• Seorang problem solver
• Mampu menjual dan memasarkan produknya (seller)
• Ia mudah bosan dan sulit tidur, maksud mudah bosan disini ialah tidak berdiam diri dan ingin mencoba/menciptakan sesuatu yang baru.
• Seorang kreator ulung
2. seorang enterpreneur apakah seorang manajer atau pemimpin? dari segi organisasi dan psikologis.
menurut saya seorang entrepreneur adalah pemimpin, mengapa? Mari kita bahas….
Melakukan hal-hal yang benar (ding the right things), berani menghadapi risiko dan memiliki sifat untuk selalu nomor satu. Ide-ide bisnisnya orisinil, dan menaruh mata ke masa depan serta memiliki perspektif jauh ke depan penuh kepercayaan diri. Itu salah satu profil seorang pemimpin.
Walaupun banyak yang menganggap pemimpin itu menyukai segala bentuk macam tantangan, karena rasa optimis yang selalu dimilikinya. Cukup menarik buat saya. Sebab yang saya amati dan rasakan, pemimpin bukan hanya mampu manggerakan orang lain, melainkan juga berani mengambil pola pikir yang tidak popular sekalipun, mampu memberikan solusi, dan memiliki semangat untuk menjadi selalu yang terdepan.
Setelah diteliti, ternyata dalam menjalankan bisnis saat ini maupun masa datang, memang seharusnya memiliki manager leader, manajer yang punya jiwa pemimpin. Mengapa? Sebabnya adalah persaingan yang serba kompetitif, situasi bisnis yang kompleks dan sulit diramalkan keberlangsungannya, sehingga sangat dibutuhkan sosok manajer seperti itu. Kalau tidak, kita akan kalah bersaing. Akibatnya, bisnis yang kita jalankan akan sulit maju.
Saya setuju pendapat pakar manajemen yang mengatakan, kalau pemimpin itu selalu melakukan hal-hal yang benar, sementara manajer hanya mampu melakukan hal-hal dengan benar (doing the things right). Dimana, seorang pemimpin dalam melakukan hal-hal yang benar tidak terlalu memperdulikan caranya. Itu tak terlalu penting baginya. Sebab, bagi seorang pemimpin, hal-hal yang menyangkut urusan pelaksanaan idenya itu adalah tugas manajer. Pemimpin selalu berfikir loncat-loncat, dan jangkauannya sering kali panjang, bisa membingungkan bawahan untuk mengikutinya.
Lain halnya dengan manajer. Jangkauan ide atau gagasannya pendek, dan wawasannya relatif kering. Kewajibannya adalah bagaimana melakukan tugasnya dengan benar. Manajer baru jalan setelah ada planning dulu, sudah ada program kerja atau prototype-nya. Wajar kalau ada yang berpendapat bahwa pada dasarnya manajer itu tiruan, sementara pemimpin itu adalah orisinal.
Itu mengingat, ide tau gagasan seorang pemimpin tidak pakai planning. Responsibilitasnya memang tidak setiap saat muncul. Bila ternyata ide-ide bisnis yang diajarkannya itu nanti benar atau salah, urusan belakangan. Baginya yang terpenting telah menemukan ide bisnis yang cemerlang.
Kita bisa juga lihat, bahwa manajer dalam rangka mempertahankan proses atau kontinuitas kerjanya cenderung menerima status quo. Statusnya ingin aman-aman saja. Bahkan, kalau perlu menghindar dari resiko. Tapi sebaliknya dengan pemimpin. Ia justru menentang status quo, dan lebih berani menghadapi resiko. Perbedaan lainnya, adalah seorang manager itu suka bertanya, bagaimana dan kapan terhadap sesuatu hal. Sedang pimpinan lebih suka bertanya apa dan mengapa. Selain itu, pimpinan lebih terkesan ingin menjadi pribadinya sendiri, dan menguasai lingkungannya. Sementara manager adalah “tentara baik” yang klasik, dan menyerah kepada lingkungan.
Manajer dalam menjalankan aktivitasnya juga sangat bergantung pada pengawasan. Dia ingin selalu mengelola dan mempertahankan bisnis yang sudah ada, serta lebih berfokus kepada sistem dan struktur. Sementara, pemimpin lebih merupakan sososk yang justru mampu membangkitkan kepercayaan bawahannya atau relasinya. Itu sebabnya, mengapa fokus seorang pemimpin lebih kepada orang, dan bukan pada sistem dan struktur.
Oleh karena itu, jika kita sekarang berada pada posisi manajer, sebaiknya tidak menafikan atau menghilangkan nuansa-nuansa atau jiwa kepemimpinan. Agar segala keputusan yang diambil tidak kering, lebih tenang dalam menjalankan bisnis, mampu mengantisipasi hal-hal yang tak pasti, enerjik, antusias, memiliki integritas, tegas tapi adil, visi bisnisnya lebih jelas, dan mampu memproyeksikan bisnis ke masa depan.
Rabu, 13 Oktober 2010
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
NPM : 34209326
KELAS : 2DD03
DOSEN : JOKO UTOMO
1. Jelaskan peranan kewirausahaan bagi pembangunan ekonomi suatu negara dan bagaimanakah peranan kewirausahaan bagi pembangunan di Indonesia!
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi.
Menurut Para Ahli :
Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) .
Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Robbin & Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.
Kewirausahaan mulai akhir abad ke XX mendapat tanggapan yang sangat besar. Tidak ada pembicaraan dalam dunia bisnis atau pembangunan ekonomi tanpa membicarakan kewirausahaan. Selanjutnya abad ke XXI dianggap abad kewirausahaan, menurut beberapa pakar. Faktor-faktor yang mendorong perhatian terhadap kewirausahaan, karena penelitian di berbagai negara yang sudah maju kesempatan kerja dan inovasi-inovasi baru berkaitan dengan pendirian usaha-usaha kecil dan menengah yang disebut entrepeneurial ventur.
Perhatian terhadap peran kewirausahaan yaitu sebagai pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi baru, pembayar-pembayar pajak baru dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi juga sudah menyebar ke negara-negara sedang berkembang termasuk ke negara bekas USSR dan Republik Rakyat China. Sebagai konsekuensi selanjutnya kewirausahaan sudah dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri diberikan dari mulai jenjang pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi juga dalam pendidikan non-formal.
Didalam pembangunan negara-negara sedang berkembang dimana pengembangan kewirausahaan masih dalam tahap permulaan telah menjadi perintang untuk pertumbuhan, ternyata bahwa pembangunan hanya memerlukan pembentukan modal (dari dalam dan luar negeri) juga memerlukan pembentukan wirausaha-wirausaha baru. Menurut Peter Drucker diperlukan sekitar 2% dari jumlah penduduk suatu negara untuk menjadi wirausaha (inovatif). Bisa dibayangkan apabila benar-benar 2% dari masyarakat Indonesia berwirausaha, 2% dari 200jt saja berarti sekitar 4jt orang indonesia menjadi wirausaha. Apabila diasumsikan 1 orang wirausaha membutuhkan tenaga kerja 10 orang saja, berarti ada 40jt lapangan kerja dan ini bisa menutupi semua pengangguran yang ada dan tidak perlu lagi jadi TKI ke luar negeri yang resikonya sangat besar.
Dengan terungkapnya peran kewirausahaan didalam kemajuan suatu negara dirasakan keperluan untuk pemahaman mengenai kewirausahaan meskipun kewirausahaan merupakan fenomena lama, dibahas sejak permulaan pengembangan ilmu ekonomi oleh Adam Smith, tetapi pemahaman kewirausahaan dalam abad XXI, dititik beratkan kepada fungsinya didalam pembentukan usaha/bisnis. Ya mudah-mudahan saja ini semua bisa tercapai sehingga tidak saja bubble economics seperti sekarang yang terjadi, tapi benar-benar ekonomi kita bisa kuat. Amiin.
Peranan Kewirausahaan bagi Pembangunan di Indonesia
Wirausaha memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara karena dengan adanya wirausaha maka akan ada inovasi atau gagasan baru yang akan dihasilkan. Menjadi jelas kiranya meskipun negara kaya sumber daya alam tetapi akan tetapi ada dalam golongan negara berpendapatan rendah apabila tidak memiliki wirausaha yang mampu mengolah sumber daya alam tersebut untuk kesejahteraan negaranya. Rostow menyebut dengan jelas peran wirausaha dalam pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam take off menjadi self-sustained growth.
Dengan kemampuan mewujudkan peluang-peluang baru menjadi usaha yang berhasil maka seorang wirausaha seperti telah diteliti merupakan :
1. Pencipta lapangan kerja baru baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
2. Pencipta penghasilan baru baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
3. Pembayar pajak baru yang sangat diperlukan oleh pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
4. Penghasil devisa bagi wirausaha yang bergerak dibidang ekspor.
5. Pemutar roda ekonomi karena kegiatannya antara lain dalam produksi dan pemasaran.
6. Pendorong lahirnya wirausaha baru.
7. Sumber dan pengguna kreativitas dan inovasi sehingga dapat menghasilkan pembaharuan dalam segala bidang seperti antara lain dalam bidang produksi, manajemen dan pemasaran.
8. Pelaku fungsi sosial, yaitu melaksanakan corporate social responsibility. Seperti pendirian fasilitas pendidikan, kesehatan, keagamaan yang dibangun oleh perusahaan swasta.
Setelah mengetahui peran wirausaha dalam pembangunan bagaimana menghasilkan wirausaha-wirausaha baru. Kita ketahui untuk menghasilkan wirausaha-wirausaha baru tidak dapat dipaksakan, akan tetapi harus berasal dari kemauan sendiri dan didukung oleh faktor eksternal, karena itu kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru.
2. Uraikan jenis usaha yang akan anda jalankan! Uraikan juga alasan mengapa anda memilih jenis usaha tersebut!
Usaha yang ingin saya jalani adalah membuka bengkel resmi kendaraan bermotor karena saat ini kendaraan bermotor sudah termasuk ke dalam kebutuhan pokok. Seiring dengan berkembangny zaman dan kemajuan tekhnologi meka kendaraan bermotor akan semakin meningkat, apalagi jika tidak ada pembatasan dalam pemakaian kendaraan bermotor tersebut seperti di Indonesia.. Dengan semakin bertambahnya umur kendaraan maka perawatan untuk kendaraan tersebut akan semakin sering dilakukan. Jadi menurut saya ini suatu peluang bisnis yang cukup menguntungkan.
Kamis, 22 April 2010
WAWASAN NUSANTARA
DEFINISI WAWASAN NUSANTARA
Latar belakang dan proses terbentuknya wawasan nusantara setiap bangsa
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Britain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat Wanus. Wanus ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
- Satu kesatuan wilayah
- Satu kesatuan bangsa
- Satu kesatuan budaya
- Satu kesatuan ekonomi
- Satu kesatuan hankam.
Jelaslah disini bahwa Wanus adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan Wanus akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor" Wanus.
Konsep geopolitik dan geostrategi
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. , sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia
Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
Pengertian dan hakekat wawasan nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Bali
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah tentang Pulau dan Provinsi Bali. Untuk kegunaan lainnya, lihat Bali (disambiguasi).
Bali | ||
"Bali Dwipa Jaya"
| ||
Dasar hukum | {{{dasar hukum}}} | |
Tanggal penting | 14 Agustus 1959 (hari jadi) | |
Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013) | ||
5.634 km² | ||
3.593.208 jiwa (2008)[1] | ||
Kepadatan | 638 | |
8 | ||
1 | ||
{{{kecamatan}}} | ||
{{{kelurahan}}} | ||
Suku | ||
Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura, dll. | ||
Bali Jagaddhita | ||
{{{rumah}}} | ||
{{{senjata}}} | ||
Singkatan | {{{singkatan}}} | |
Referensi: {{{ref}}} | ||
Situs web resmi: www.baliprov.go.id | ||
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Daftar isi |
Geografi
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
Batas wilayah
Sejarah
Sawah di sekitar puri Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Bali
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[4] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.[rujukan?]
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Demografi
Lahan sawah di Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam, Protestan, dan Katolik.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi.
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain
- Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik
- Ojek, taksi sepeda motor
- Bemo, melayani dalam dan antarkota
- Taksi
- Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar, yang memakan waktu sekitar empat jam.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai, dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.
Pemerintahan
Peta topografi Pulau Bali
Daftar kabupaten dan kota di Bali
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
1 | Badung | |
2 | Bangli | |
3 | Singaraja | |
4 | Gianyar | |
5 | Negara | |
6 | Karangasem | |
7 | Klungkung | |
8 | Tabanan | |
9 | - |
Daftar gubernur
No | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Keterangan |
1 | 1950 | 1958 | |||
2 | 1958 | 1959 | |||
3 | Anak Agung Bagus Sutedja | 1959 | 1965 | ||
4 | 1965 | 1967 | |||
5 | 1967 | 1978 | |||
6 | Prof. Dr. Ida Bagus Mantra | 1978 | 1988 | ||
7 | Prof. Dr. Ida Bagus Oka | 1988 | 1993 | ||
8 | Drs. Dewa Made Beratha | 1998 | 2008 | ||
9 | 2008 | 2013 |
Perwakilan
Empat anggota DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari PDI-P, masing-masing dua dari Partai Golkar dan Partai Demokrat, serta satu orang dari Partai Gerindra.
Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Golkar dengan dua belas kursi.[6]
Partai | Kursi | % |
24 | - | |
12 | - | |
10 | - | |
2 | - | |
2 | - | |
1 | - | |
1 | - | |
1 | - | |
1 | - | |
1 | - | |
Total | 55 | 100,0 |
Empat orang anggota adalah perempuan.
Budaya
Musik
Seperangkat gamelan Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding, dan Gamelan Semar Pegulingan. Adapula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben, serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong, dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[7]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[8] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem.
Pertunjukan Tari Kecak.
Tarian wali
Tarian bebali
Tarian balih-balihan
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
- Udeng (ikat kepala)
- Kain kampuh
- Umpal (selendang pengikat)
- Kain wastra (kemben)
- Sabuk
- Keris
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
- Gelung (sanggul)
- Sesenteng (kemben songket)
- Kain wastra
- Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang songket bahu ke bawah
- Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan
Makanan utama
Jajanan
Senjata
- Keris
- Tombak
- Tiuk
- Taji
- Kandik
- Caluk
- Arit
- Udud
- Gelewang
- Trisula
- Panah
- Penampad
- Garot
- Tulud
- Kis-Kis
- Anggapan
- Berang
- Blakas
- Pengiris
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
Pahlawan
Catatan kaki
- ^ http://bps.bali.go.id/ Jumlah Penduduk Provinsi Bali tahun 2008 versi BPS Provinsi Bali dengan menjumlahkan populasi tiap-tiap kabupaten/kota
- ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2004.
- ^ Taylor (2003), hlm. 5, 7; Hinzler (1995)
- ^ Taylor (2003), hlm. 12; Lonely Planet (1999), hlm. 15.
- ^ 'Bali', in Robert Cribb, ed., The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248
- ^ DPRD Bali Didominasi Legislator Baru. VivaNews Edisi 18-05-2009.
- ^ Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya, dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.
- ^ Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4
Referensi
- Miguel Covarrubias, Island of Bali, 1946. ISBN 962-593-060-4
- Foley, Kathy; Sedana, I Nyoman (Autumn 2005), "Mask Dance from the Perspective of a Master Artist: I Ketut Kodi on "Topeng"", Asian Theatre Journal (University of Hawai'i Press) 22 (2)
- Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. ISBN 0-674-01137-6.
- Gold, Lisa (2005). Music in Bali: Experiencing Music, Expressing Culture. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-514149-0.
- Greenway, Paul; Lyon, James. Wheeler, Tony (22 April 1999). Bali and Lombok. Melbourne: Lonely Planet. ISBN 0-86442-606-2.
- Herbst, Edward (1997). Voices in Bali: Energes and Perceptions in Vocal Music and Dance Theater. Hanover: University Press of New England. ISBN 0-8195-6316-1.
- Hinzler, Heidi (1995) Artifacts and Early Foreign Influences. From Oey, Eric (Editor) (22 April 1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hal. 24–25. ISBN 962-593-028-0.
- Ricklefs, M. C. (1993). A History of Modern Indonesia Since C. 1300, Second Edition. MacMillan. ISBN 978-0333576892.
- Sanger, Annette (1988), ditulis di Berlin, "Blessing or Blight? The Effects of Touristic Dance-Drama on village Life in Singapadu, Bali", Come Mek Me Hol' Yu Han': The Impact of Tourism on Traditional Music (Jamaica Memory Bank)
- Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-10518-5.
- Vickers, Adrian (1995), From Oey, Eric (Editor) (22 April 1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hal. 26–35. ISBN 962-593-028-0.
- Pringle, Robert (2004). Bali: Indonesia's Hindu Realm; A short history of. Short History of Asia Series. Allen & Unwin. ISBN 1-86508-863-3.
- http://id.wikipedia.org